Minggu, 15 September 2013

Cerita Cupak dan Grantang

Cerita Cupak dan Grantang


Ada sebuah cerita dari rakyat Bali, I Cupak dan I Grantang. Mereka dua bersaudara. I Cupak adalah sang kakak, I Grantang adalah sang adik. Wajah dan perilaku kakak beradik ini sangat berbeda. I Cupak wajahnya jelek, kumisnya lebat, brewokan, dekil dan rambutnya merah kaku seperti sapu ijuk. perutnya besar dan gemar sekali makan. tapi beda dengan adiknya I Grantang. I Grantang perilakunya halus, wajahnya ganteng, kalem, banyak yang suka dan ingin memiliki I Grantang sebagai kekasih. Tutur katanya manis dan rajin bekerja.

Diceritakan suatu hari, i Cupak dan I Grantang bekerja di sawah, I Grantang mengembala sapi, tapi i Cupak kerjanya hanya bermain. I Cupak cuek  dengan adiknya yang sedang bekerja.  saat I Grantang sudah menyelesaikan pekerjaannya barulah I Cupak datang dari bermain. meskipun perlakuan kakaknya begitu masih baik tanggapan I Grantang. I Grantang berbicara halus dan bahasanya manis terhadap kakaknya.

"Kakak pulang duluan saja, aku mau mandi dulu. "I cupak malah menyaut kasar," kalo gitu aku mau pulang duluan. I Cupak lalu beranjak pulang. Setelah I Cupak pergi barulah I Grantang mandi, ternyata I Cupak bukannya pulang malah bermain lumpur sampai badannya kotor. setelah itu, I Cupak bergegas pulang dengan kondisi kecapean.

Diceritakan sekarang i Cupak sudah sampai didepan rumahnya, disana lalu I Cupak berteriak - teriak sambil menangis. ibu dan ayahnya terkejut mendengar tangisan anaknya dan segera menghampiri dan menanyakan,"duh anakku ganteng Wayan Cupak kenapa kamu pulang sendiri dan kotor begini? adikmu kemana I Made Grantang?" setelah orang tuanya bertanya demikian, lalu i Cupak menjawab sembari menangis. "Begini ayah dan ibu, aku dari pagi bekerja di sawah, I Grantang malah pergi bermain dari pagi, dan dia itu kerjanya hanya merayu-rayu anak gadis tetangga. setelah mendengar cerita I Cupak, ayahnya langsung marah dan setelah itu ayahnya mengelus - ngelus I Cupak. "iya, jangan nangis lagi anakku, nanti kalo I Grantang pulang, ayah akan marahi dan pukuli dia, akan ayah usir dari rumah. " senang sekali hati I Cupak mendengar ayahnya akan memarahi I Grantang. agar tidak ketahuan berbohong, I Cupak lalu pergi dengan membawa ayam untuk diadu.

Sekarang diceritakan I Grantang sudah tiba dirumah. I Grantang berjalan sempoyongan karena kelelahan. Tanpa basa basi ayahnya langsung menjambak dan memukuli I Grantang. Ayahnya berbicara kasar. Pergi kamu dari rumah ini kata ayahnya demikian, tak menyangka ayah punya anak seperti kamu, wajah ganteng tapi perilakumu buruk, pemalas, dapat didikan dari mana kamu? " tanya ayahnya? " I Grantang menangis merasa dirinya difitnah. lalu I Grantang berbicara sambil menangis "Iya, kalo itu sudah kehendak ayah, saya akan pergi dari rumah ini, saya tau ayah sayang kepada saya. semoga setelah kepergian saya ini ayah, ibu dan kakak Cupak Bahagia. hanya itu yg disampaikan I Grantang terhadap ayahnya, lalu dia pergi meninggalkan rumah. sempoyongan I Grantang berjalan karena dari pagi ia belum makan. Sangat sakit hatinya mendengar kata" ayahnya tadi.. Setelah I Grantang pergi jauh, lalu I Cupak menanyakan adiknya I Grantang. "ibu...ayah...adikku kemana? " lalu ayahnya berkata, "Adikmu sudah ayah pukuli dan usir dari rumah ini. biar tau rasa anak itu." tau ayahnya demikian, lalu I Cupak menangis dan berkata, " mengapa ayah sampai demikian? kenapa ayah usir? dimana dia sekarang?. lalu I Cupak menceritakan yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya. mendengar I Cupak berbohong dada kedua orang tuanya jadi sesak, merasa bersalah terhadap I Grantang. " sekarang aku akan mencari keberadaan I Grantang, akan aku bawakan makanan " kata I Cupak dan segera ibunya menyiapkan makanan.

Diceritakan sekarang I Cupak sudah meninggalkan rumah mencari I Grantang. berteriak-teriak I Cupak Memanggil Adiknya Adik....adik....adik..Grantang...ini kakak sudah bawakan makanan ..Adik!" lanjut cerita, berhasil I Cupak menemukan adiknya di tengah hutan belantara. lalu I Cupak minta maaf kepada adiknya. adik sekarang kita pulang, maafkan kesalahan kakak, yukk kita pulang!" I Grantang lalu menyaut, "kakak pulang sendiri saja, biarkan saya sendiri disini menahan sakit hati, mending saya mati dari pada tidak disukai orang tua. " Setelah adiknya berbicara seperti itu lalu muncul akal licik I Cupak. kakak akan menemanimu disini, suka duka bersama, kita istirahat disini dulu, kakak capek sekali berjalan mencarimu, ini kakak bawakan makanan. "I Cupak lalu menyuruh I Grantang mencari air, " sana adik kamu cari air buat kita, kakak jaga makanan ini disini. "segera I Grantang mencari air. setelah I Grantang pergi jauh mencari air, keluarlah niat busuk I Cupak berniat memakan habis makanan itu. buru - buru I Cupak membuka makanan tersebut dan menghabiskannya. setelah habis, bungkus makanan tersebut dirobek dan ditaruh di tanah dan ditinggal tidur. setelah datang dari mencari air dan melihat kejadian tersebut lalu I Cupak dibanguni oleh I Grantang. I Cupak lalu kepupungan "Aduh adik siapa yang memakan dan merobek bungkus makanan ini? terlalu lama sich adik mencari air, sampai makanan ini kakak tinggal tidur. ya tak apa" sisa makanan ini saja kita makan.lalu I Grantang berkata, "iya, kakak saja yang makan makanan ini, saya tidak merasa lapar" I Cupak lalu makan lagi sendirian dengan lahapnya sampai dia celekutan memukul-mukul dadanya, selesai makan I Cupak bersedawa mencirikan perutnya sudah teramat kenyang.

Setelah I Cupak dan I Grantang selesai beristirahat, mereka berencana melanjutkan perjalanan. diceritakan sekarang I Cupak dan I Grantang sampai di pintu gerbang Puri Kediri. Di desa itu sepi sekali, tidak ada orang lalu-lalang. I Cupak gemetar karena takut, sekarang mereka sudah sampai di halaman puri Kediri, disana I Cupak menemukan pasar. Di pasar itu masih sepi, cuma ada 1 penjual nasi dan lagi berjualannya sembunyi". melihat kondisi seperti itu, lantas I Grantang bertanya kepada penjual nasi tersebut, "permisi Ibu penjual nasi, saya mau bertanya, apa nama daerah disini, apa yang menyebabkan daerah ini sepi. pedagang nasi berkata, nak, pemuda berdua ini, nama daerah ini Kediri, daerah ini terkena bencana. Putri Ida Sang Prabu diculik oleh I Benaru. Ida Sang Prabu mengeluarkan wacana, bahwa siapa saja yang sanggup membunuh I Benaru dan membawa putrinya kembali akan diberi Kedudukan agung di wilayah ini dan akan dinikahkan dengan putri beliau bagi yang sanggup membunuh I Benaru. I Cupak dengan gampangnya berkata, "ah rajanya saja yang bodoh dikalahkan oleh I Benaru. membunuh si Benaru saja tidak bisa. Eh dagang, sana bilang kepada rajamu. membunuh satu Benaru gampang bagi aku". I Grantang lantas memotong pembicaraan, " jangan kakak sesumbar, kita kan tidak tau I Benaru itu siapa. jangan sombong di wilayah orang. "tapi I Cupak ngeyel dan tetap ingin melawan si benaru. dan mengatakan Adik memang pengecut. beri saya makanan saja kalo saya berhasil membunuh I Benaru. "I Grantang melanjutkan pembicaran dengan pedagang nasi tersebut. "baiklah ibu penjual nasi sampaikan pesan kami ke tempat Ida Sang Prabu. kami mau menyampaikan bahwa kami mampu membunuh I Benaru. "Disamping itu ada beberapa pesan lagi dari I Grantang yang mau disampaikan kepada sang prabu, penjual nasi lalu bergegas menghadap ke puri Kediri, setelah ibu penjual nasi itu jauh I Cupak lalu memakan dagangan ibu tadi karena perutnya sangat lapar" sungguh I Cupak Contoh yang tidak baik

Lanjut cerita sesampainya di puri, penjual nasi tersebut langsung menyampaikan pesan kepada raja, "maafkan saya Ratu Sang Prabhu Raja Kediri, diluar ada tamu dua orang pemuda menyatakan bersedia dan sanggup membunuh I Benaru. sekian pesan dari saya sang raja. mereka menunggu keputusan dari Ida Sang Prabhu. sontak Ida Sang Prabhu merestui, "baiklah kalo memang mereka sanggup membunuh I Benaru, suru mereka menghadap saya sekarang. bergegas si penjual nasi kembali ke pasar untuk menemui dan menyampaikan pesan dari sang Raja kepada I Cupak dan I Grantang, sesampainya di pasar ibu itu terkejut melihat I Cupak menghabiskan dagangan ibu itu. lalu I Grantang ngomong. "maafkan kami ibu, maafkan kesalahan kakak saya yang mengambil makanan ibu tanpa izin terlebih dahulu, mohon ibu mau memaafkan kesalahan kakak saya dan ini saya ada uang sebagai pengganti kerugian ibu.lalu I Cupak berkata maafkan saya ibu, saya tidak sanggup menahan lapar, " si penjual nasi terketuk hatinya mendengar kata - kata I Grantang. kata" I Cupak tidak digubris oleh penjual nasi tersebut. lalu ibu itu menyampaikan pesan dari Ida Sang Prabhu, agar mereka segera menghadap sang Raja. Sesampainya I Cupak dan I Grantang di puri Kediri para rakyat di Puri kediri Sontak Berhamburan melarikan diri dikiranya I Cupak itu adalah I Benaru. diceritakan sekarang I Cupak dan I Grantang sudah menghadap Ida Sang Prabhu lalu Ida Sang Prabhu bertanya, "wahai kalian berdua, asal kalian dari mana? nama kalian siapa?" I Grantang berkata dengan sopan," maafkan saya Ratu Sang Prabhu, saya ini orang miskin dari Desa Gobangwesi. nama saya adalah I Grantang dan ini kakak saya bernama I Cupak. saya mau ikut serta dalam sayembara ini untuk membunuh musuh paduka I Benaru. belum selesai I Grantang menghaturkan kata, I Cupak lalu memotong pembicaraan, dan berkata seperti ini, "sebelum kami membunuh I Benaru kami ingin makan, aku lapar, perutku lapar, aku mau minta makanan yang enak". Setelah itu I Cupak dan I Grantang pamit kepada Ida Sang Prabhu, lalu I Grantang diberikan sebuah cincin mas masoca mirah sebagai tanda bahwa I Grantang sebagai utusan sang Prabhu.

melanjutkan carita perjalanan mereka I Cupak merasa haus sekali, lantas ia menemukan sebuah telaga yang luas yang airnya banyak sekali. disana lalu I Cupak berkata kepada adiknya. "Adik...adik Grantang berhenti sebentar, kakak capek dan haus sekali, kakak akan mencari air di telaga itu, " lalu I Grantang menyaut, "jangan kakak mencari air disana itu adalah air kencing I Benaru tidak boleh diminum, "mendengar perkataan adiknya itu I Cupak terkejut mukanya pucat. lalu mereka melanjutkan perjalanan. lagi I Cupak menemukan sebuah gunung-gunungan berderet. lalu I Cupak bertanya lagi kepada adiknya, "siapa yang membuat gunung gunungan disini dik?" sambil tersenyum I Grantang berkata kepada kakaknya. "ini bukan gunung-gunungan kak, melainkan kotorannya I Benaru. I Cupak berteriak ketakutan. "Aduh matilah kita sekarang dik, kotorannya aja bisa sebesar ini, pasti si benaru besar sekali? yukk kak kita lanjutkan perjalanan. I Grantang bergegas berjalan ingin segera membunuh I Benaru. I Cupak ketakutan mengikuti perjalanan I Grantang, kakinya gemetaran.

Diceritakan Sekarang I Cupak dan I Grantang sudah sampai di atas goa. I Benaru ada di bawah goa. I Cupak lalu berkata" Adik .... kakak tidak berani turun, adik saja yang bertarung melawan I Benaru. Kakak menunggu disini. tapi kakak mohon ikat kakak disini, entah apa maksudnya dia ingin diikat, tapi adiknya menuruti permintaan kakaknya " Bingung I Grantang mencari tali untuk mengikat I Cupak. Setelah selesai I Grantang mengikat kakaknya, I Grantang lalu menyampaikan pesan kepada kakak, "ini kakak liat tombak yang saya tancapkan, kalo jatuh ke selatan maka itu sebuah pertanda bahwa saya tewas dalam pertarungan ini, kalau jatuhnya ke timur itu berarti saya menang. "Setelah selesai menyampaikan pesan kepada kakaknya, I Grantang lalu turun ke bawah goa. sesampainya di dalam goa I Grantang melihat I Benaru ingin memperkosa Raden Dewi. I Benaru melihat I Grantang Masuk dan I Benaru mencaci maki I Grantang. " "Eh kamu manusia kecil, ada urusan apa kamu kemari, kalo kamu ingin hidup pergilah kamu dari sini! " mendengar I Benaru berkata demikian, lalu I Grantang menyaut, "Apa..apa..yang kamu katakan Benaru? aku datang kesini memang untuk mengalahkan kamu dan aku akan membawa Raden Dewi Pulang ke Puri kediri. " I Benaru lantas mengamuk. Disana I Grantang bertarung dengan I Benaru. karena I Grantang pandai menggunakan senjata dan pandai dalam bertarung maka I Grantang berhasil menusuk dan merobek perut I Benaru sampai isi perutnya keluar berserakan dengan keris pemberian Ida Sang Prabu. I Benaru berteriak Kesakitan isi perutnya keluar.

Diceritakan Sekarang I Cupak diluar mendengar I Benaru berteriak. I Cupak sampai terkencing-kencing sampai ikatannya lepas. Disana lantas I Cupak ingat dengan pesan adiknya lalu melihat ke arah tombak dan ternyata tombaknya sudah jatuh ke arah timur. baru I Cupak hatinya senang. I Cupak lalu berkata, " Adik...adik Grantang tunggu aku adik. kalo aku tidak dapat bertarung dengan I Benaru aku bakal penasaran terus, " I Grantang lalu ngomong dari dalam goa, "kak I Benaru telah tewas dan sekarang tolong lemparkan sebuah tali agar aku bisa naik! "setelah itu I Cupak melemparkan tali tersebut. Disana I Grantang menggantungkan diri supaya bisa naik sembari menggendong Raden Dewi. Setelah I Grantang dan Raden Dewi terlihat dari mulut goa, segera I Cupak merangkul Raden Dewi, seraya memotong tali yang mengikat I Grantang. karena tali itu dipotong, maka I Grantang jatuh bergelinding kedalam goa dan I Cupak mengira adiknya telah mati.

Diceritakan Sekarang , I Cupak mengantar Ida Raden Dewi menuju Puri Agung. sulit dibayangkan saat I Cupak yang mengantar Raden Dewi menuju Puri Kediri Setelah sampai di Puri. Ida Sang Prabhu sangat senang melihat putrinya kembali, Ida Sang Prabhu lalu mempertemukan Ida Raden Dewi dengan I Cupak dan menanyakan kejadian tersebut dan menanyakan apakah I Benaru telah mati. I Cupak mengatakan kepada Ida Sang Prabhu bahwa I Benaru telah mati dan I Grantang mati karena terjatuh.sebagai penghargaan terhadap I Grantang saudaranya I Cupak dinobatkan sebagai orang agung dan mempunyai kuasa di Puri Kediri.

Diceritakan sekarang I Cupak sudah berkuasa di Puri. semua rakyat jadi susah, karena setiap hari harus menyediakan babi guling, makanan kesukaan I Cupak.

nah sekarang kita kembali ke cerita I Grantang yukk. bagaimana keadaan I Grantang di Goa?. I Grantang tertatih" menahan sakit karena terjatuh dan menyesali dirinya terlahir penuh cobaan. "oh tuhan mengapa ini terjadi kepada ku?" lalu I Grantang mempunyai ide dengan menggunakan tulang raksasa I Benaru, satu per satu tulang I benaru disusun oleh I Garantang agar bisa naik. I Grantang ingin sekali naik ke atas. dengan usaha dan doa kepada Ida SangHyang Parama Kawi I Grantang berhasil Naik. sekarang I Grantang sudah berada di atas goa. I Grantang lalu beranjak menuju Puri Kediri. Singkat Cerita I Grantang sudah sampai di puri. Disitu lalu I Grantang bertemu dan berbicara dengan pembantu I Cupak " maaf saya boleh minta bantuan anda, saya mau menghadap Ida Sang Prabhu. sontak pembantu tersebut lari melapor kepada Raden Cupak. I Cupak ingat dengan adiknya yang masih di Goa. lalu I Cupak berteriak memerintahkan untuk menangkap dan I Grantang digulung dengan tikar, lalu dibuang ke laut.

Diceritakan keesokan harinya Pan Bekung sedang menjaring menangkap ikan di pantai. dari pagi sampai sore tidak satu ikan pun yang berhasil ditangkap. lalu dilemparkan jaring ke arah timur, karena jaringnya terasa berat maka Pan Bekung segera menarik jaring tersebut dan didapatkan sebuah tikar yang digulung. emosi dengan kondisi seperti itu, lalu pan bekung memutuskan untuk kembali ke darat. sangat terkejutnya Pan Bekung melihat pemuda kurus sekali dalam tikar tersebut. Pan Bekung segera membawa tubuh pemuda itu ke rumahnya. sesampainya di rumahnya dirawatlah oleh Men Bekung. sehari - hari dibuatkan bubur, dibuatkan obat. bisa dibilang semakin hari semakin berisi badannya I Grantang. sangat senang hati Pan Bekung dan Men Bekung karena anaknya ganteng sekali. setelah I Grantang sehat disana lantas I Grantang membuat sebuh taman, beraneka ragam bunga yang ditanamnya. setelah kembang bunga-bunga itu dipetik untuk dijual oleh men bekung ke pasar, itu pekerjaan sehari-hari I Grantang dan men Bekung..

Diceritakan Sekarang ada seorang abdi dalem dari puri Kediri akan membeli bunga. semua bunga men Bekung dibeli untuk dipersembahkan kepada Raden Dewi. setelah selesai berbelanja lantas abdi tersebut kembali ke puri untuk menghaturkan bunga. Bunga yang dihaturkan diterima oleh Ida Raden Dewi. Serasa berdebar - debar hati Raden Dewi merasakan dalam bungan itu ada sesosok pria yang diidam"kannya.

Ingatlah Raden Dewi dengan I Grantang pemuda tampan yang menyelamatkannya dan membunuh I Benaru. Ida Raden Dewi lalu bertanya kepada abdinya yang membeli bunga tersebut. " Bibi bibi Sari dimana bibi membeli bunga ini?" besok antarkan saya ke tempat penjual bunga ini." keesokan harinya diantarkanlah Ida Raden Dewi ke pasar. Singkat Cerita Men Bekung kebetulan sedang berjualan dengan keranjang berisi bunga warna warni. Raden Dewi menghampiri. Raden Dewi lalu melihat sebuah cincin emas masoca mirah yang dipakai Men Bekung. Cincin itu tidak lain adalah milik Ida Sang Prabhu yang diberikan kepada I Grantang. melihat kejadian tersebut, lalu Raden Dewi bertanya kepada Men Bekung. "maaf ibu, saya mau bertanya, dimana rumah ibu?' Ajak saya berkunjung ke rumah ibu agar saya tau. " singkat cerita Ida Raden Dewi sudah sampai di rumah Men Bekung. Pan Bekung terkejut melihat kedatangan Ida Raden Dewi. mendengar ayahnya saking paniknya kedatangan tamu I Grantang menghampiri. Disanalah I Grantang bertemu dengan Raden Dewi. di saat itulah Ida Raden Dewi menghampiri dan memeluk I Grantang sambil menangis, "Aduh Bli kenapa Bli rela meninggalkan saya, kenapa bli tidak menghadap Ida Sang Prabhu." setelah mendengar perkataan Ida Raden Dewi tadi lalu I Grantang memohon maaf dan menghaturkan sembah sujud menceritakan soal kejadian yang sudah berlalu.

Diceritakan sekarang I Grantang dan Ida Raden Dewi sudah sampai di puri. Sang Prabhu terkesima melihat putrinya berjalan berdampingan bersanding dengan I Grantang. diceritakan sekarang I Cupak diusir dari puri. I Grantang sekarang mendapatkan posisi agung di puri. Setelah I Grantang menjabat agung, kerajaan jadi aman sentosa dan tentram. rakyat semua senang karena I Cupak telah pergi meninggalkan Puri kediri dan I Grantang akhirnya dinikahkan dengan Raden Dewi sesuai isi perjanjian dalam sayembara tersebut.

Cerita ini saya terjemahkan kedalam bahasa indonesia agar teman-teman yang berasal dari bali dan tidak mengerti bahasa bali, bisa tau tentang cerita I Cupak Teken I Grantang dan dapat mengambil hal-hal yang positif dari cerita tadi. maaf kalo ad kekurangan dalam hal penyampaian...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar